Katakan bahwa aku sentimentil,
karena ku tak bisa melupakanmu,
menjadikanmu butir2 pasir dalam gelas waktu yg mengendap di hatiku.
Panggil saja aku melankoli,
karena hanya bisa bikin sajak sendu,
lalu tenggelam juga dalam musik biru.
Bisa pula kau sebut aku autis,
karena selalu kuciptakan dunia imajinasiku sndri,
Hingga pantas ku dituduh kompulsif,
karena mndesakmu terus berada di pusat duniaku.
Atau...anggap saja aku hantu, karena tak pernah hadir nyata,
tapi berharap selalu menerangi ruang mimpimu
Hidup mengalir seperti sajak, sebaris demi sebaris, sebait demi sebait, hingga kau menemukan akhir yang tak terduga. Hidup adalah metafor, penuh misteri, teka-teki yang tersembunyi dalam labirin hatimu sendiri. Kau harus tahu seberapa besar bawah sadarmu, mimpi-mimpimu merasuki setiap langkahmu. Dan akhirnya kaupun harus sadar bahwa hidupmu adalah puisi yang harus kau maknai sendiri.
Sunday, October 23, 2011
Kegilaan No. 11
Subscribe to:
Posts (Atom)